Perbandingan Pemikiran Karl Heinrich Marx dan Herbert Marcuse
PENDAHULUAN
Kebudayaan
memang merupakan sebuah hal yang tak dapat dihilangkan dari kehidupan manusia. Setiap manusia yang hidup dan berinteraksi dengan manusia
lain, pasti akan melahirkan sebuah kebudayaan. Oleh sebab itu, kebudayaan
memiliki ciri khas yang unik, karena berbeda-beda sesuai dengan karakter
manusia yang menciptakannya. Hal inilah yang menjadikan
kebudayaan sebagai objek yang banyak dikaji oleh filsuf. Dalam essay kecil ini, saya akan mencoba menguraikan
dengan singkat mengenai pemikiran dua filsuf besar yaitu Karl Marx dan Herbert Marcuse,
serta perbandingan pemikiran kedua tokoh tersebut tentang perubahan sosial budaya yang tejadi di
masyarakat.
PEMBAHASAN
A.
Karl
Marx
Karl Marx merupakan salah satu tokoh
terkenal yang mencita-citakan terbentukya sebuah masyarakat komunis. Tokoh ini
menganggap bahwa kapitalisme telah merusak tatanan dalam masyarakat. Hal ini karena menurutnya kapitalisme akan terus
menerus merugikan masyarakat proletar (buruh) dan menguntungkan para pemilik
modal saja.
Bila hal tersebut berlanjut, Marx mengkhawatirkan akan
hilangnya peran kaum buruh karena terus-menerus berada di posisi paling bawah.
Dengan begitu, kaum pemilik modal akan tetap menjadi kuasa, dan buruh tidak
memiliki wewenang atau susah untuk memberikan pengaruh yang lebih besar.
sumber : kartun.inilah.com |
Teori perubahan sosial dan budaya, yang
diusung oleh Karl Marx, merumuskan bahwa perubahan sosial dan budaya sebagai
produk dari sebuah produksi (materialism).[1] Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui bahwa pemikiran Karl
Marx tentang perubahan budaya tak akan bisa dilepaskan dari pengaruh produksi.
Itulah yang membuat Marx berpandangan bahwa kegiatan produksi bukanlah untuk
memenuhi kebutuhan, melainkan untuk mendapatkan pengetahuan dengan cara
bertukar pengalaman tentang produksi. Berhubung permasalahan produksi lebih dekat dengan dunia pekerja/buruh,
maka dapat disimpulkan bahwa buruh dapat menjadi kunci penting untuk
menciptakan sebuah kebudayaan.
B.
Herbert
Marcuse
Herbert Marcuse adalah salah satu tokoh
besar dalam teori konfik selain Marx Horkheimer dan juga Adorno. Pemikrannya
memang banyak dipengaruhi oleh berkembangnya rasionalitas pada masa itu dengan
masuknya berbagai teknologi. Munculnya teknologi secara tak langsung mempunyai
andil besar dalam perubahan sosial dan budaya.
Adapun beberapa bagian pemikiran Herbert
Marcuse dalam karyanya One-Dimensional
Man yang menyentuh kehidupan masyarakat adalah sebagai berikut :
1. Segi
Sosial-Ekonomi
Dalam segi ekonomi, masyarakat modern
mengalami perubahan besar-besaran berupa kenyamanan dan keteraturan. Mengapa?
Dengan munculnya teknologi, manusia tak perlu lagi mengeluarkan banyak
keringat. Namun hal tersebut seolah menghilangkan unsur-unsur kemanusiaan. Hal
ini karena masih dipertanyakan apakah perkembangan teknologi membawa manfaat
bagi moral dan kebudayaan atau malah sebaliknya.[2]
sumber : google |
2. Segi
Sosial-Politik
Menurut Marcuse, industri modern melaksanakan
kekuasaannya dengan cara yang totaliter. Yang dimaksud totaliter di sini adalah segala
pengaturan atas segala
hal yang berujung pada munculya manipulasi-manipulasi kebutuhan oleh mereka
yang berkuasa. Manipulasi akan kebutuhan nantinya mengarahkan masyarakat kepada sebuah stagnasi dan
menghalangi timbulnya oposisi yang bertujuan mengadakan perubahan secara
menyeluruh dan mendalam.
3. Segi
Sosial-Budaya
Pada masa di mana teknologi merajalela, fungsi seni
dan sastra seolah ikut hilang. Padahal,
ketika
sebelum datangnya
teknologi, karya sastra masih memandang alam dengan penuh kagum. Kebudayaan
masa sekarang adalah kebudayaan yang sudah dicangkokkan pada kenyataan yang ada
dan telah dikuasai oleh pikiran-pikiran rasionalis dan pragmatis.[3]
Sikap rasional yang terlalu tinggi
kemudian mengakibatkan hilangnya mitos-mitos yang ada di sekitar manusia. Pada
manusia modern, mitos-mitos akan sebisa mungkin dibuktikan dengan rasio mereka.
Padahal mitos adalah warisan budaya yang luhur dari nenek moyang. Dengan
hilangnya mitos, maka masyarakat modern akan semakin miskin.
C.
Perbandingan
Pemikiran Karl Marx dan Herbert Marcuse
Meskipun kedua tokoh ini hidup pada masa
yang berbeda, namun keduanya mempunyai pemikiran yang hampir sama. Karl Marx
menganggap bahwa terjadinya perubahan sosial dan budaya pada masyarakat
disebabkan oleh adanya kegiatan produksi. Sedangkan Herbert Marcuse memandang
bahwa perubahan sosial dan budaya disebabkan oleh munculnya teknologi dan
pikiran manusia yang dikuasai oleh rasionalitas.
Dari
pernyataan di atas, dapat diketahui juga bila kedua tokoh ini memiliki fokus
subjek/pelaku yang berbeda. Pemikiran Marx yang lebih condong pada hak-hak
proletar mengangakat buruh sebagai pelaku utama, sedangkan Marcuse memiliki
pemikiran yang lebih general, yakni manusia secara umum tanpa melihat status.
Menurut Marcuse, perbedaan kebudayaan yang menyebabkan terjadinya perubahan
sosial lebih dilihat dari hasil atau dampak yang ditimbulkan olehnya.
Selain itu,
Marcuse memiliki pemikiran yang lebih dalam dibanding Marx. Apa yang ia
pikirkan dan rumuskan meliputi beberapa aspek kehidupan dengan penjelasan yang
sangat jelas. Sedangkan Marx hanya fokus pada satu hal yakni lagi proletar. Perkembangan
ekonomi yang ia paparkan juga menitikberatkan pada peran proletar. Begitu juga
dengan banyak aspek kehidupan lain, tidak dapat dipaparkan atau ditemukan
secara lebih subjektif. Padahal, sebuah kebudayaan tidak akan mengalami
perkembangan atau perubahan yang berarti bila pelakunya hanya fokus pada satu golongan
saja.
DAFTAR PUSTAKA
Ramly, Andi Muawiyah. 2000. Peta Pemikiran Karl Marx (Materialisme
Dialektis dan Materialisme Historis). LKiS : Yogyakarta
Sastrapratedja,
M. 1983. Manusia Multi Dimensional. Sebuah Renungan Filsafat.
Gramedia: Jakarta
Marcuse, Herbert. 2000.One Dimensional Man terjemahan Silvester G. Sukur dan Yusup
Priyasudiarja: Manusia Satu Dimensi. Yayasan Bentang Budaya : Yogyakarta
[1]
Ramly, Andi Muawiyah. 2000. Peta
Pemikiran Karl Marx (Materialisme Dialektis dan Materialisme Historis).
LKiS : Yogyakarta. Hal 46
[2]
Sastrapratedja, M. 1983. Manusia Multi Dimensional. Sebuah Renungan
Filsafat. Gramedia: Jakarta
[3] Marcuse,
Herbert. 2000.One Dimensional Man
terjemahan Silvester G. Sukur dan Yusup Priyasudiarja: Manusia Satu Dimensi.
Yayasan Bentang Budaya : Yogyakarta. Hal 2
Posting Komentar untuk "Perbandingan Pemikiran Karl Heinrich Marx dan Herbert Marcuse"