Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Calvinisme : Pemikiran John Calvin

John Calvin adalah salah satu tokoh penting dalam Reformasi Protestan, seperti halnya Martin Luther. Namun gerakan dan pemikiran yang diusung oleh Calvin cenderung lebih radikan bila dibandingkan dengan Luther.

Riwayat singkat hidupnya, dia lahir di Picardy - Prancis tahun 1509. Meskipun demikian, dia banyak menghabiskan sisa hidupnya di Switzerland. Calvin ditinggalkan ibunya ketika ia masih kecil dan kemudian dikirimkan ayahnya kepada temannya yang seorang bangsawan. Calvin mendalami kajian hukum di Orleans. Di usianya yang menginjak 25 tahun, dia pergi ke Switzerland dan menetap di Genewa. Pada tahun 1541 ia menjadi seorang penginjil. John Calvin meninggal pada tahun 1564 di usianya yang ke 59 karena asma dan gangguan pencernaan.

John Calvin
Sumber : Google


Adapun gagasan Calvin yang sangat penting dalam terjadinya reformasi protestan adalah pemikirannya tentang takdir. Menurutnya, nasib semua manusia ditentukan oleh Tuhan. Jadi tak ada yang bisa mengubahnya, sekalipun itu pastor. Jadi bisa kita ibaratkan bahwa pemikiran Calvin tentang takdir menganggap manusia sebagai wayang dan Tuhan sebagai dalang.

Calvin juga membenarkan adanya 'dosa warisan' yang sebelumnya menjadi pemikiran Agustinus. Konsep takdir Agustinus mempengaruhi Calvin sehingga memilik asumsi bahwa setiap manusia yang terlahir di dunia ini membawa dosa bawaan akibat Adam. Meski demikian, Calvin berpendapat bahwa manusia bisa menghilangkan semua dosa tersebut bila ia mau berbuat baik pada sesama dan senantiasa beribadah pada Tuhan.

Manusia juga harus bisa menahan nafsu binatangnya. Namun menjadi seorang biarawan atau biarawati bukanlah hal yang tepat baginya. Bagi Calvin, kehidupan sehari-hari adalah sarana yang paling tepat dalam mengontrol dan menahan nafsu binatang yang melekat pada diri manusia. Dengan begitu, setiap orang yang beragama Kristen bisa menjadi pastor dalam hidupnya sehari-hari dan juga keluarganya.



Menurut Calvin, ada satu dosa lagi yang harus dihindari oleh manusia yaitu menyia-nyiakan waktu. Gagasan Calvin yang satu ini tak terlepas dari pemikiran Weber yang menyebutkan : "Pemborosan waktu merupakan dosa yang paling besar. Pemborosan waktu dalam pergaulan sosial, melakukan hal sia-sia, foya-foya, bicara tak tentu arah, bahkan melakukan tidur berlebihan (kecuali dalam rangka menyehatkan diri). Semua dikutuk oleh Tuhan dan menjadi sebuah dosa moralitas yang tak bisa diampuni". Asketisme Protestan yang diusung oleh John Calvin inilah yang menjadi hal yang menjunjung tinggi rasionalitas dan juga efisiensi.  Calvin juga sependapat dengan Luther tentang penghapusan sakramen suci gereja karena bisa membodohkan umat manusia. Dengan begitu, manusia akan memiliki posisi langsung dengan Tuhan tanpa perantara Paus ataupun pastor.

Demikianlah beberapa hal yang bisa anda ketahui tentang Pemikiran John Calvin yang berperan besar dalam reformasi gereja. Semoga hal ini bisa bermanfaat untuk Anda.
Jika ada kritik, saran, dan pertanyaan, silahkan tinggalkan jejak di komentar ya.!

1 komentar untuk "Calvinisme : Pemikiran John Calvin"