Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tokoh Punakawan : Semar


Dari berbagai versi, ada empat tokoh punakawan yang paling dikenal dan lekat namanya dihati masyarakat pada umumnya. Keempat tokoh tersebut adalah Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong. Menurut cerita, keempat tokoh tersebut sangat dihormati dan mempunyai nilai-nilai tersembunyi dalam setiap tingkah lakunya, bahkan bentuk tubuhnya. Pada kesempatan kali ini, Cadel akan mengulas pemimpin Punakawan yakni Semar sebagai tokoh paling berpengaruh.

Semar adalah Punokawan yang misterius, selain sebagai pamong juga sebagai pengayom. Semar atau Juru Dyah Prasanta pertama kali dikenal dari Kitab Gathutkaca Sraya, karangan Empu Panuluh sebagai seorang abdi yang bertugas menghibur bendara. Kemudian tokoh Semar dikembangkan oleh seniman pendukungnya menjadi begitu beragam hingga menjadi sebuah mitos. Misalnya ada saja masyarakat Banyumas dan sekitarnya yang menganggap Semar masih hidup dan bertahta di gunung Srandil. Mereka percaya dan ngalap berkah dari Kyai Semar.[1]

sumber : dokumen pribadi
Nama Semar berasal dari kata ‘Ismar’ dalam bahasa Arab yang mempunyai arti paku pengokoh sesuatu yang goyah. Hal tersebut merupakan suatu lambang bahwa Semar merupakan satu tokoh yang dibuat untuk membuat semuanya kokoh tanpa goyah. Hal tersebut juga bisa diartikan bahwa Agama yang dibawa oleh para Wali mempunyai posisi yang kuat.

Keberadaan tokoh Semar memang sangat dihormati, sehingga terkadang ada saja masyarakat yang percaya bahwa tokoh Semar itu memang benar adanya, bukan hanya sekedar mitos. Sikap menghormati keberadaan Semar ini menunjukkan bahwa tokoh Semar memang benar-benar sudah memperoleh tempat tersendiri di hati masyarakat. Semar memang merupakan tokoh yang paling terkenal di antara keempat tokoh punakawan lainnya. Selain itu, Semar juga dipercaya mempunyai kekuatan yang paling besar dan sakti, bahkan kekuatannya tersebut melebihi para dewa-dewa. Walaupun dia merupakan seorang tokoh yang sakti mandraguna, namun Semar tidaklah sombong, bahkan dia menjadi abdi dan penasihat para ksatria.

Semar digambarkan mempunyai tubuh yang bulat elip, menggambarkan bentuk dunia, demikian juga bentuk dari perut dan pantat yang hampir sama besar yang menggambarkan bahwa dunia ini dipecah menjadi dua bagian, Barat dan Timur (Pantat dan Perut). Pembagian pusar dan dubur tidak akan bertemu satu dan lainnya, melambangkan bahwa Timur dan Barat tidak akan pernah menjadi satu. Gambaran wajahnya yang sumeh, dapat diartikan bahwa dunia menerima semua yang terjadi di alam raya dengan senang hati. Sedangkan wajahnya yang tidak tua dan tidak muda sebagai suatu gambaran akan kelanggengan hidup. Dunia ini tetap langgeng, hanya isi dunia yang akan berubah dengan segala watak penghuninya. Semar mempunyai kuncung (kucir) yang menghadap ke atas sebagai pertanda bahwa di atas segalanya itu masih ada kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa.[2] Selain itu, Semar adalah tokoh yang berjenis kelamin laki-laki namun mempunyai payudara layaknya wanita. Ini menunjukkan bahwa di dunia ini ada dua jenis kelamin yakni pria dan wanita.

Semar memang merupakan tokoh mitologi pewayangan yang mempunyai kedudukan tinggi diantara para tokoh punakawan lainnya. Bentuk Semar sendiri memang seakan-akan dirancang oleh para pujangga untuk mewakili apa yang ada di jagad raya ini. Hal tersebut merupakan suatu perlambang bahwa Semar adalah tokoh yang bisa dijadikan suatu pijakan atau pedoman hidup manusia di bumi ini.

Menurut sebuah cerita yang pernah cadel dengarkan, Semar adalah contoh tokoh yang tak sombong dengan kekuatan dan kekuasaannya. Diceritakan bahwa sebenarnya Semar adalah titisan dewa yang turun dari langit. Sumber lain mengatakan bahwa dia dihukum turun ke bumi agar menjadi pedoman untuk orang-orang yang membutuhkannya. Dalam sebuah kisah, suatu hari Semar sedang berjalan-jalan di sebuah kerajaan tetangga. Tanpa disadari, datanglah seorang pejabat berhati buruk meludahinya. Dia berniat menguji kesabaran Semar. Namun sungguh sangat disayangkan, ternyata Semar tak peduli dengan apa yang dilakukan orang tersebut. Hal ini karena Semar bukanlah orang yang mudah terpancing emosi. Padahal, Semar bisa saja menggunakan kekuatan besarnya yang setara dengan kekuatan dewa untuk menghabisi orang tersebut saat itu juga.

Setelah Semar meninggalkan kerajaan tersebut, dan tanpa diketahui oleh Semar, alam yang menyaksikan perbuatan pejabat tersebut murka seketika. Tiba-tiba Tsunami datang. Bahkan gunung ikut meletus menghukum kerajaan tersebut.

sumber : google
Inilah salah satu bukti bahwa Semar adalah tokoh yang menjadi panutan banyak orang. Meskipun dia kuat, namun dia tidaklah sombong. Bahkan dia mengasihi orang-orang yang lemah karena dia sendiri pun hidup di sekitar rakyat biasa. Meskipun demikian, semar menjadi panutan banyak raja-raja dan menjadi penasihat terpercaya mereka. Demikianlah sedikit ulasan mengenai tokoh Semar dan sifat-sifat yang dibawanya. Semoga informasi tersebut bermanfaat untuk anda.



[1] Solichin, 2010, Wayang Masterpiece Seni Budaya Dunia, Jakarta : Sinergi Persadatama Foundation. Hal 258

[2] Sri Mulyono, 1978, Apa dan Siapa Semar, Jakarta : Gunung Agung. Hal 51

Posting Komentar untuk "Tokoh Punakawan : Semar"