Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kenaikan Harga BBM, Pilihan Sulit yang Dianggap Tepat


    Indonesia memang tak bisa lepas dari berbagai kontroversi. Salah satu isu yang sedang hangat dibicarakan adalah mengenai rencana kenaikan harga BBM (Bahan Bakar Minyak) yang akan diberlakukan pada awal bulan April 2012 ini. Tentu saja kebijakan yang satu ini menerima penolakan terang-terangan dari berbagai golongan masyarakat, mulai dari para buruh, mahasiswa, sampai pejabat-pejabat sendiri.

    Ketua Umum Aliansi Rakyat untuk Perubahan, Rizal Ramli, mengungkapkan Indonesia tidak perlu memberlakukan kebijakan untuk menaikkan harga BBM jika pemerintah mampu memberantas para mafia impor minyak. Rizal Ramli memprediksikan selama ini akibat ulah mafia impor minyak negara mengalami kerugian mencapai Rp. 20 Milyar perhari. Beliau menegaskan banyak jalan yang sebenarnya bisa dilakukan pemerintah selain memberlakukan kenaikan harga BBM. Jalan tersebut dapat berupa pemberantasan mafia impor migas dan pembangunan kilang baru. (voanews.com)

    Hal yang berbeda juga diungkapkan oleh Mantan Presiden Indonesia, Jusuf Kalla. Beliau menilai bahwa kebijakan menaikkan harga BBM merupakan cara dan pilihan yang sulit bagi pemerintah. Namun. Kenaikan harga BBM adalah pilihan tepat daripada harus terus menerus memberikan subsidi bahan bakar kepada golongan menengah atas.

    “Ini pilihan, apakah subsidi naik tinggi, dan membuat anggaran lain dikurangi, atau subsidi dikurangi agar anggaran infrastruktur seperti jalan, jembatan, rumah sakit dan sekolah tetap bisa dijalankan dan ditingkatkan,” ujar Jusuf Kalla saat ditanya wartawan usai melantik pengurus PMI Provinsi Papua, kamis 22 Maret di Jayapura. (vivanews.com)

    Mungkin ini merupakan hal yang dilematis bagi pemerintah sendiri. Ketika mereka menaikkah harga BBM, maka akan banyak terjadi penolakan tegas dari berbagai golongan masyarakat, mulai dari demo yang “biasa saja” sampai demo yang “luar biasa” dengan dibarengi tindakan-tindakan anarkis yang sepatutnya tidak perlu dilakukan. Dengan pemangkasan subsidi, pemerintah berharap bisa lebih meningkatkan sarana-sarana infrastruktur yang bermanfaat juga bagi masyarakat. Akan tetapi jika subsidi tidak dikurangi, hal ini akan membuat golongan menengah atas, yang tak berhak menikmati subsidi yang diperuntukkan oleh golongan menengah kebawah, bisa sepuasnya menikamati subsidi tersebut.




    Masyarakat di Indonesia mungkin memang sudah terlalu bergantung dengan kendaraan bermotor sehingga dengan dinaikkannya harga BBM akan sangat memberatkan mereka, khususnya untuk golongan menengah kebawah. Lihat saja, polusi dimana-mana yang diakibatkan oleh meledaknya jumlah kendaraan bermotor. Di dalam satu rumah saja minimal sudah ada satu kendaraan bermotor. Tak ayal lagi, berbagai protes dilakukan demi menolak kebijakan ini karena hal ini dianggap memberatkan mereka.

    Mengenai aksi protes yang semakin meluas dan dibarengi tindakan anarkis terkait kebijakan kenaikan BBM ini, disebabkan karena pemerintah sendiri tidak memiliki sosialisasi yang baik dan juga perencanaan yang matang. Karena Indonesia saat ini sedang banyak terjadi isu-isu nasional yang hangat dibicarakan seperti kasus suap, korupsi, dan juga konflik-konflik yang lain. Hal ini berakibat masyarakat merasa sangat dirugikan. Bagaimana tidak, ketika banyak kasus korupsi yang merugikan negara (dan juga masyarakat tentunya) belum dapat diselesaikan, sekarang pemerintah malah menaikkan harga BBM. Tentu saja hal ini menjadi satu pukulan keras bagi masyarakat sehingga mereka merasa tidak dihargai.

    Oleh karena itu, sebaiknya pemerintah harus mempersiapkan dan menerapkan sistem yagn baik sebelum benar-benar menaikkan harga BBM, seperti melakukan penghematan anggaran untuk pengeluaran yang dirasa tidak penting, seperti yang terjadi akhir-akhir ini.

    Saat ini, masyarakat yang justru dipaksa terlebih dahulu untuk menerima kebijakan pemerintah, sementara pemerintah sendiri tidak memberikan contoh dan himbauan yang baik. Akibatnya, muncul berbagai aksi, protes, dan demo menentang kebijakan kenaikan BBM karena ketidakpuasan yang diterima oleh masyarakat.

Posting Komentar untuk "Kenaikan Harga BBM, Pilihan Sulit yang Dianggap Tepat"