Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tokoh Punakawan : Bagong


Diantara ketiga anak Semar, Bagong-lah yang memiliki alur silsilah yang jelas. Dalam Pustaka Raja Purwa diceritakan, setelah Resi Manumayasa pamit moksa, Semar menangis karena cemas, merasa sangat kesepian, tiada teman hidup. Maka Resi Manumayasa menasehati bahwa ia akan mendapatkan teman. Bayangan Kyai Semar yang berada di belakangnya tiba-tiba menjelma menjadi manusia, yang wujudnya mirip dirinya. Wewayangan kang beBagongan menghadap bayangan yang tiba-tiba berwujud tersebut oleh Kyai Semar dinamakan Bagong.[1]


sumber : dokumen pribadi
Mata Bagong yang bundar dan lebar seolah-olah sebuah ekspresi ingin mengetahui ilmu pengetahuan ilmu secara detail. Mata yang lebar menunjukkan kewaspadaan, ketelitian, kecerdikan di segala hal, ekspresi semangat yang membara untuk membuahkan karya nyata. Dahi yang lebar dan kepala yang besar menunjukkan bahwa Bagong merupakan manusia yang cerdas. Mulut yang lebar adalah tanda ekspresi kekaguman pada keberhasilan. Dada yang lebar adalah tanda bahwa ia memiliki tingkat kesabaran, dan ketelatenan yang cukup tinggi. Perut besar sanggup mewadahi segala pengetahuan dan ketangguhan mengahadapi kehidupan.

Bagong digambarkan sebagai tokoh wayang yang dilukiskan dengan ciri-ciri fisik yang mengundang kelucuan. Tubuhnya yang bulat, matanya lebar, dan bibirnya tebal. Gaya bicara Bagong terkesan semaunya sendiri dan dikatakan juga bahwa Bagong merupakan tokoh yang paling tidak mengerti tata krama dan lugu dibandingkan ketiga tokoh Punawakan yang lain.

Bagong merupakan tokoh yang cerdas, cerdik, jenaka, ceria, dan selalu berusaha ingin menang dalam segala hal, bahkan terkesan laksana seorang tokoh yang suka membangkang atau ngeyel. Akan tetapi, Bagong selalu saja mengambil dan menggunakan segala macam cara agar dia bisa menang. Walaupun sifatnya yang kurang mengerti tata krama, para ksatria yang menjadi majikannya tetap bisa memaklumi sifatnya tersebut.



[1] Ibid.

Posting Komentar untuk "Tokoh Punakawan : Bagong"