Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tokoh Punakawan : Petruk


Petruk, berasal dari kata ‘Fatruk’ yang berarti tinggalkannya. Ini berarti bahwa sebagai seorang manusia kita harus meninggalkan segala sesuatu yang bersifat penuh dengan kebathilan, kejahatan dan sebagainya. Akan tetapi, karena wayang populer di jaman para wali, ada yang menerjemahkan bahwa sebagai seorang muslim, kita harus bisa menjauhi dan meninggalkan segala sesuatu yang dilarang oleh agama.


sumber : dokumen pribadi
Petruk adalah anak Semar yang serba cekatan dan luwes karena didukung wujud fisiknya yang serba panjang dan besar. Roman muka Petruk selalu tersenyum, menunjukkan bahwa ia sosok yang mudah bergaul dengan semua kalangan, periang, dan selalu memandang kehidupan dengan penuh antusias. Petruk adalah tokoh Punokawan yang luwes dan jenaka. Petruk menjadi manusia  yang dinamis, kaya pengalaman, kaya rasa, banyak teman, kreatif, dan sebagainya.[1]

Dalam cerita pewayangan, Petruk digambarkan sebagai seorang tokoh yang selalu bersifat humoris, bisa menjaga sopan santunnya, dan selalu bisa membantu para ksatria ketika mereka sedang mengalami suatu kesulitan. Di kala para ksatria sedang merasa sedih dan susah dalam menghadapi masalah, Petruk pandai menghibur mereka dalam bentuk nasihat-nasihat luhur yang bisa membuat tentram hati para ksatria.

Bentuk Petruk yang unik, karena tubuhnya berbentuk serba panjang dan besar, membuat tokoh Petruk mudah diterima oleh masyarakat. Sifatnya yang suka bercanda dan melontarkan humor-humor yang lucu membuat Petruk semakin dikenal oleh masyarakat pada umumnya.

Sangat dimungkinkan bahwa lahirnya Petruk di masa lampau merupakan kejeniusan lokal pendukung wayang Jawa untuk menampilkan sosok wayang yang sempurna dan luwes sebagai lambang seorang abdi setia.[2] Tokoh Petruk juga merupakan tokoh yang menggambarkan kesetiaan seorang abdi atau penasihat kepada bandaranya atau tuannya. Kejeniusannya dalam memberikan hiburan-hiburan berupa nasihat yang menjadikan hati para ksatria menjadi lebih tenang ketika menghadapi masalah. Hal tersebut menunjukkan bahwa Petruk merupakan tokoh yang jenius serta bisa menempatkan diri dalam menghibur para ksatria ketika mereka sedang gundah gulana.



[1] Solichin, 2010, Wayang Masterpiece Seni Budaya Dunia, Jakarta : Sinergi Persadatama Foundation. Hal 265
[2] Solichin, 2010, Wayang Masterpiece Seni Budaya Dunia, Jakarta : Sinergi Persadatama Foundation. Hal 268

Posting Komentar untuk "Tokoh Punakawan : Petruk"