Dua Kemungkinan : Mahasiswa Suka Demo vs Anti Demo?
Banyak sekali hal-hal yang bisa menuai dan memunculkan
aksi demontrasi di Indonesia. Jika kita perhatikan, kegiatan demo tak hanya
terjadi akhir-akhir ini saja. Bahkan aksi demontrasi sudah terjadi
berpuluh-puluh tahun yang lalu. ‘Orde Lama’ pun juga tak luput dari aksi demo
tersebut. Salah satu hal atau perubahan kebijakan yang sarat akan kegiatan
demontrasi adalah masalah kenaikan harga (baik BBM ataupun sembako). Ini bukanlah
hal yang asing terjadi di Indonesia.
Setiap tahunnya, keadaan perekonomian Indonesia yang
masih labil menjadikan banyak perubahan kebijakan yang ujung-ujungnya akan
memberatkan rakyat. Hal inilah yang
memicu terjadinya aksi demontrasi. Bagaimana tidak? ketika para pejabat sedang
asyik berpesta pora di kursinya masing-masing, mereka bahkan tak segan untuk
mencekik rakyat kecil dengan kenaikan harga di berbagai sektor perekonomian. Anda
bisa lihat sendiri dari berbagai kasus KORUPSI yang terjadi belakangan ini. Kasus
tersebut menyeret sejumlah nama pemimpin dan pemegang kekuasaan di Indonesia,
mulai dari Akil Mochtar, Ratu Atut, Anas, dan masih banyak lagi tokoh korup
lainnya yang tersebar merata di Indonesia. Karena itulah kemudian demontrasi muncul
sebagai sarana masyarakat untuk ‘mengeluh’ atau bahkan ‘meminta’ agar
pemerintah tak mengabaikan mereka yang berjuang hidup untuk sesuap nasi.
Berbicara mengenai demontrasi, ada sebuah hal yang
menarik bagi saya yakni mahasiswa.
sumber : google |
Ada apa dengan mahasiswa?
Seperti yang kita ketahui bahwa mahasiswa terkenal dengan
julukannya sebagai ‘agent of change’.
Mereka lah agen-agen yang selalu
berjuang untuk menyampaikan aspirasi rakyat kepada pemerintah yang terkesan ‘cuek’
dengan kebijakan yang telah dibuatnya. Banyak peristiwa-peristiwa bersejarah
yang menyeret mahasiswa larut di dalamnya. Kita bisa coba ambil contoh
peristiwa semanggi, trisakti, bahkan demontrasi panjang untuk menurunkan
presiden kedua Indonesia, Soeharto. Di dalam peristiwa besar tersebut peran
mahasiswa juga tak boleh diremehkan. Mahasiswa-lah penggebrak Indonesia.
Mungkin tanpa adanya demontrasi mahasiswa pada masa itu, Indonesia tak akan
menjadi lebih ‘tenang’ seperti saat ini. MUNGKIN.
Terlepas dari hal itu semua, saya ingin mencoba mengupas
sedikit hal yang saya ketahui tentang mahasiswa, terlebih untuk mahasiswa yang
suka demo dan mahasiswa yang ‘apatis’ terhadap aksi demontrasi.
Ketika terjadi sebuah kasus yang meresahkan masyarakat,
mahasiswa pasti bergerak untuk melakukan aksi demo (atau bahkan aksi damai)
demi menyelesaikan isu yang menyengsarakan rakyat tersebut. Ini adalah hal yang
pasti sering kita jumpai, bahkan mungkin anda-lah orang yang berkoar-koar
membela rakyat dengan turun ke jalan. Meskipun demikian, ada juga mahasiswa
yang cuek dan memilih untuk berdiam diri di kamar kost (atau bahkan kontrakan) seakan-akan
tak peduli dengan apa yang sedang dirasakan oleh masyarakat. Bahkan tak sedikit
mahasiswa yang bersikap ‘apatis’ seperti itu. Hal inilah yang kemudian
menjadikan saya berpikir bahwa tingkat kepekaan mereka (mahasiswa apatis)
terhadap masyarakat tergolong masih sangat rendah.
Tapi tunggu dulu.!
Kita juga tak boleh semerta-merta dan secara instan
menuduh mereka demikian. Mengapa? Menurut saya terdapat dua kemungkinan mengapa
mahasiswa yang apatis terhadap aksi demo tersebut melakukan hal itu :
Pertama, mereka beranggapan bahwa aksi demo adalah hal
yang diidentikkan dengan tindak kekerasan, sehingga mereka akan lebih memilih
untuk memperjuangkan aspirasi masyarakat dengan cara masing-masing. Menurut saya
tipe yang satu ini adalah wajar, karena ada banyak sekali mahasiwa ‘konseptor’
yang hanya bisa mengeluarkan gagasan dibandingkan dengan harus turun langsung
ke jalan.
sumber : google |
sumber : google |
Kedua, mereka memang malas untuk melakukan kegiatan
membela masyarakat dengan bermandikan sinar matahari. Ini adalah hal yang wajar
bagi sebagian orang. Mereka mungkin berpikir bahwa demo yang dilakukan tidak
akan mengubah kebijakan pemerintah yang telah ditetapkan. Menurut saya, ini
adalah tipe yang KETERLALUAN. Lu hidup di masyarakat tapi gak mau membela
masyarakat. Mau lu apa? (maaf, saya terbawa emosi).
sumber : google |
Terlepas dari mahasiswa yang suka demo dan anti demo, bagaimanapun
kita sebagai mahasiswa harus tetap bisa membela rakyat. Apapun bentuk aspirasi
yang kita gunakan, yakinlah bahwa aspirasi tersebut akan sangat berguna bagi
masyarakat luas. Inilah hakikat mahasiswa sebagai jembatan antara ‘golongan
bawah’ dan ‘golongan atas’.
Itulah sedikit tulisan yang ingin saya tuangkan dini hari ini. semoga bisa bermanfaat untuk anda yang membacanya.
Posting Komentar untuk "Dua Kemungkinan : Mahasiswa Suka Demo vs Anti Demo?"