Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Teknologi 3D Printing Memberikan Perubahan Besar bagi Dunia (?)


3D Printing adalah sebuah terobosan baru dalam dunia teknologi. Terobosan ini sangatlah populer di seluruh belahan dunia, terutama di kalangan ilmuan dan bangsawan. Hal ini karena mereka percaya bahwa teknologi 3D Printing akan mampu membawa dunia ini pada kemajuan dan kesejahteraan masyarakat. Terkait dengan definisinya sendiri, 3D Printing adalah sebuah printer dengan kecanggihan khusus, yakni mampu mencetak benda, yang sama persis dengan gambar soft file-nya, dalam bentuk 3D (tidak lagi sebatas mencetak gambar di atas kertas saja). Berhubung hasil cetakan bukan berupa gambar atau tulisan di atas kertas, maka printer 3D pun tidak memiliki amunisi berupa tinta, melainkan bahan lain yang menjadi bahan dasar pembuatan produk. Misalnya, untuk mencetak gantungan kunci, maka tinta di printer diganti dengan bahan plastik. Dengan begitu, seseorang yang memiliki  Printer 3D akan mampu memiliki apapun yang mereka inginkan, asalkan memiliki design atau gambar dalam bentuk soft file-nya.

sumber : google
  
Kegunaan lain yang bisa diperoleh dari teknologi 3D Printing adalah kebutuhan manusia dapat terrealisasikan dengan lebih cepat, karena bisa dicetak langsung dari design menjadi propotype tertentu. Kegunaan kedua, masing-masing individu bisa lebih hemat dalam hal ekonomi, karena ketika menginginkan sesuatu, orang tidak lagi perlu membeli banyak produk, melainkan hanya butuh mencetaknya sendiri. Manfaat ketiga, 3D Printing akan membuka lahan usaha baru, yakni terbuka lebarnya pintu usaha untuk para designer dan seniman. Selain itu, tenaga pekerja untuk membuat 3D Printer itu sendiri juga banyak, sehingga angka pengangguran bisa berkurang.

sumber : google

Walaupun begitu, ternyata teknologi 3D Printing tidak serta merta diterima baik oleh masyarakat. Kenyataannya ia dapat menyebabkan perubahan yang membahayakan untuk kehidupan dunia. Salah satu efek buruk yang bisa disebabkan oleh teknologi 3D Printing adalah matinya pekerjaan-pekerjaan manufaktur. Adapun spesifikasi dari pekerjaan manufaktur umumnya berupa pekerjaan yang membutuhkan kemampuan rendah seperti layanan jasa. Padahal, beberapa negara besar, seperti China misalnya, lebih banyak bergantung pada keberadaan pekerjaan berbasis jasa untuk dapat memenuhi kebutuhan ekonominya. Selain itu, 3D Printing juga tidak praktis dalam beberapa hal, salah satunya adalah material pembentuk. Seperti halnya printer 2D yang materialnya hanya berupa tinta, printer 3D juga memiliki keterbatasan yakni bisa menyediakan satu jenis material saja untuk satu mesinnya.

Adapun material yang hingga saat ini sudah ada adalah plastik, metal, dan keramik. Untuk material campuran (untuk membuat lintasan jalan raya misalnya) juga ada sebenarnya, namun masih dalam tahap pengembangan. Keterbatasan ini berlaku juga untuk pewarnaan produk. Apapun warna yang ada di gambar, produk yang tercetak nantinya hanya akan memiliki satu warna sesuai dengan material yang ada di dalam printernya. Sebab itu, ketika ingin mengaplikasikan warna yang beragam untuk satu produk, perlu dilakukan pengecatan secara manual menggunakan pilox atau pewarna lainnya.

sumber : google

Dampak lain yang bisa disebabkan oleh berkembang pesatnya 3D Printing adalah matinya copyright. Hal ini karena orang bisa dengan sesuka hatinya mencetak barang-barang yang mereka inginkan dengan hanya bermodalkan rancangan atau gambar dalam bentuk sof file-nya saja. Pembajakan produk ternama tentu bukan lagi menjadi hal yang susah. Bahkan, brand-brand terkenal juga bisa dimiliki tanpa harus mahal-mahal membeli di outlet aslinya. Selanjutnya, mengingat orang bisa mencetak apapun dengan berbekal rancangan soft-nya, bukan merupakan hal yang tidak mungkin jika angka kriminalitas akan meningkat. Sebab, dengan kondisi saat ini yang masih langka 3D Printing saja sudah banyak orang yang mengantongi senjata api dari hasil membeli di pasar gelap. Tentu kepemilikan senjata berbahaya secara bebas pun akan semakin tinggi bila 3D Printing sudah merambat ke seluruh penduduk.

Kesimpulannya, teknologi 3D Printing akan membawa dunia menuju abad post-industrialisasi di mana produk akan didapatkan dengan lebih murah dan lebih cepat memproduksinya dalam jumlah banyak. Namun, mengingat efek yang ditimbulkan 3D Printing juga cukup membahayakan, maka perlu dikembangkan satu solusi yang tepat agar bisa menyeimbangi keberadaan 3D Printing di tengah kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat dunia.


2 komentar untuk "Teknologi 3D Printing Memberikan Perubahan Besar bagi Dunia (?)"