Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pemikiran Henry Bergson: Duree (Duration) dan Kebebasan


Pemikiran Filosofis Henry Bergson – Seperti yang kita tahu, Henry Bergson merupakan salah satu filsuf Prancis terkemuka di masanya. Pemikiran-pemikiran yang digagasnya memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan pemikiran Filsafat dan Psikologi. Dari banyaknya pemikiran filosofis Henry Bergson, pada kesempatan kali ini penjelasan akan lebih berfokus pada salah satu pemikirannya, Duree dan Kebebasan.

Pemikiran Henry Bergson: Duree (Duration) dan Kebebasan  

Pemikiran Henry Bergson: Duree (Duration) dan Kebebasan
Dalam buku pertamanya yang berjudul “Esai tentang Data yang Langsung Disajikan kepada Kesadaran”, Henry Bergson membicarakan tentang kebebasan yang menyangkut Filsafat dan Psikologi. Pemikiran Henry Bergson ini sebenarnya menitik beratkan pada kritik atas determinisme. Determinisme dimaksudkan pada pandangan yang menganggap manusia seluruhnya dideterminasi atau ditentukan oleh faktor tertentu. Dengan kata lain, manusia tak memiliki kebebasan absolut.

Pemikiran filosofis Henry Bergson ini bertolak belakang dari pengalaman langsung, sebuah pengalamanku sebagai aku. Dalam hal ini, penemuan Bergson yang paling besar adalah apa yang disebutnya dengan Duree (dalam Bahasa Inggris: Duration). Menurut Bergson, kita harus dapat membedakan 2 macam waktu.

Baca Juga: Sejarah Filsfat Prancis: Riwayat Hidup Henry Bergson

Biasanya pengertian kita mengenai waktu dikuasai oleh pengertian tentang ruang. Waktu dimengerti berdasarkan ruang. Jika demikian, waktu diumpamakan sebagai garis tak terbatas yang terdiri atas titik-titik dan semua titik tersebut terletak yang satu di luar yang lain. Waktu dianggap kuantitatif. Dengan kata lain waktu dapat dibagi dan diukur. Setidaknya itulah waktu yang dipahami dan dipelajari oleh ilmu pengetahuan. Pemahaman tersebut biasanya digunakan menurut aspek objektif-fisis.

“Untuk contoh yang lebih simple, yakni waktu yang ditetapkan dalam bentuk detik, menit, jam, hari, dan seterusnya”

Dalam Bahasa Prancis, penjelasan mengenai waktu seperti di atas disebut Bergson sebagai ‘Temps’ (yang memang digunakan untuk menyebutkan kata ‘waktu’ di Prancis). Sedangkan untuk waktu dalam arti yang lebih fundamental, Bergson menyebutnya dengan kata ‘Duree’ atau duration atau durasi. Maksudnya adalah waktu yang kita alami secara langsung. Pemahaman tersebut digunakan menurut objek subjektif-psikologis.

“contohnya yakni waktu yang tidak memiliki bentuk ‘fisik’. Misalnya si A dan si B sedang menunggu si C. Baik si A ataupun si B menunggu si C dalam waktu yang sama. Setelah si C datang, menurut si A ia sudah lama sekali menunggunya. Sedangkan si B tidak merasa menunggu lama kedatangan si C.”

Lebih Jauh Memahami Duree, Sebuah Waktu yang Tidak Terbatas

Jika Anda sudah memahami penjelasan mengenai pemikiran Henry Bergson di atas, maka marilah kita masuk pada pembahasan yang lebih dalam. Dari contoh di atas, maka dapat disimpulkan bahwa bagi Bergson, duree tidak bersifat kuantitatif. Pada hakikatnya duree merupakan kontinuitas, senantiasa mengalir terus secara tak terbagi.

Nah, kesadaran itu sendiri merupakan duree sehingga tak mungkin jika dilukiskan secara kuantitatif. Tak mungkin memisahkan antara satu kesadaran dengan atau dari keadaan lain di sekitar kesadaran tersebut. Menurut pemikiran filosofis Henry Bergson ini, semua kesulitan dalam pemikiran Psikologi ataupun Filsafat berasal dari hal ini. Yakni duree (durasi) yang sifatnya kualitatif diterjemahkan berdasarkan hal yang kuantitatif, yakni ruang dan waktu. Kejadian dalam kesadaran diperlakukan sebagai peristiwa psikis sedangkan hidup psikis diterangkan secara mekanistis.

Apabila kita sudah menyadari bahwa duree merupakan hakikat kesadaran, maka kita telah memiliki kunci untuk mencapai kebebasan. Kebebasan tak dapat dibuktikan, juga bukan merupakan hasil analisis. Kebebasan hanya dapat dialami. Ini karena kesadarah merupakan gerak, perkembangan peralihan yang terus menerus.

Kata Bergson: “Kita adalah Bebas, jika perbuatan-perbuatan kita memancar dari kepribadian kita seluruhnya, jika perbuatan-perbuatan kita mengungkapkan kepribadian kita, jika antara perbuatan-perbuatan dan kepribadian kita terdapat kemiripan yang sukar ditentukan itu; kemiripan yang kadang kala terdapat juga antara seniman dan karyanya.”

Jika memang spontanitas itu tidak ada, maka perbuatan kita juga tak dapat disebut bebas namun berasal dari salah satu otomatisme atau mekanisme. Dengan kata lain kebanyakan manusia memang tidak bebas. Dalam hal ini, determinisme juga mengandung unsur kebenaran.

Setidaknya itulah sedikit ulasan mengenai pemikiran filosofis Henry Bergson mengenai Duree dan Kebebasan. Dalam hal ini, saya masih belajar sehingga jika terdapat salah, silahkan dikoreksi. Terimakasih, semoga bermanfaat.

Posting Komentar untuk "Pemikiran Henry Bergson: Duree (Duration) dan Kebebasan"