Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jenis-Jenis Wayang Kulit yang Populer di Indonesia

Wayang merupakan warisan budaya Asli Indonesia. Wayang pun memiliki beberapa jenis seperti wayang kulit, wayang orang, dan wayang golek. Diantara jenis wayang tersebut, wayang kulit menjadi salah satu jenis wayang yang sangat populer. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini, saya akan lebih fokus membahas tentang jenis wayang kulit yang ada di Indonesia.

Jenis-Jenis Wayang Kulit yang Populer di Indonesia

Mengenal tentang Wayang Kulit

Wayang kulit merupakan seni tradisional masyarakat Indonesia, terutama berkembang di Jawa dan di sebelah Timur semenanjung Malaysia. Wayang kulit dimainkan oleh dalang yang sekaligus menjadi narator dialog tokoh-tokoh wayang, dengan iringan musik gamelan yang dimainkan oleh sekelompok nayaga dan tembang yang dinyanyikan oleh sinden.

Dalang memainkan wayang kulit di balik kelir atau layar yang terbuat dari kain putih. Sementara itu, di belakang layar disorotkan lampu listrik atau lampu minyak sehingga para penonton yang ada di sisi lain layar dapat melihat bayangan wayang. 

Secara umum, wayang mengambil cerita dari kisah Mahabharata dan Ramayana, tetapi tidak dibatasi dengan pakem/standar tersebut. Hal ini karena seorang dalang juga dapat memainkan lakon karangan/gubahan. Wayang kulit sendiri lebih populer di daerah Jawa Timur dan Jawa Tengah. Sedangkan di daerah Jawa Barat, lebih populer wayang golek. 

Jenis-Jenis Wayang Kulit yang Populer

Mengutip dari Buku Pintar Wayang karya Ali Rif'an (2010), terdapat beberapa jenis wayang kulit. Diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Wayang Purwa

Wayang Purwa atau wayang kulit purwa berarti yang pertama/awal. Hal ini karena diperkirakan bahwa wayang Purwa memiliki umur yang paling tua diantara jenis wayang kulit yang lain. Kemungkinan tersebut dapat dilihat dari prasasti abad ke-11 pada zaman pemerintahan Airlangga yang menyebutkan:

"Hanonton ringgit manangis asekel muda hidepan, huwus wruh towin jan walulang inukir molah angucap" (Ada orang melihat wayang menangis, kagus, serta sedih hatinya. Walaupun sudah mengerti bahwa yang dilihat itu hanya wayang kulit yang dipahat berbentuk orang yang dapat bergerak dan berbicara).

Perlu diketahui bahwa wayang Purwa sendiri umumnya menggunakan cerita Ramayana dan Mahabharata. Sedangkan apabila sudah merambah ke cerita Panji, biasanya disajikan dengan wayang gedhog. Wayang kulit Purwa sendiri terdiri dari beberapa gaya atau gagrak, yakni gagrak Kasunanan, Mangkunegaran, Ngayogyakarta, Banyumasan, Jawa-Timuran, Kedu, Cirebon, dan sebagainya. 

Dari apa wayang kulit Purwa dibuat? Bahannya bersal dari kulit kerbau yang ditatah, diberi warna sesuai dengan kaidah pulasan wayang pedalangan, diberi tangkai dari bahan tanduk kerbau bule, yang kemudian diolah sedemikian rupa dengan nama cempurit, yang terdiri dari tuding dan gapit. 

2. Wayang Parwa

Wayang Parwa adalah wayang kulit yang paling populer di Bali. Wayang parwa merupakan wayang kulit yang membawakan lakon-lakon yang bersumber dari cerita Mahabharata yang juga dikenal sebagai Astha Dasa Parwa. Nah, wayang ini dipentaskan pada malam hari, dengan memakai kelir dan lampu blencong dengan gamelan gender wayang.

Meski demikian, ada jenis wayang parwa yang waktu penyelenggaraannya tidak harus pada malam hari. Jenis itu adalah wayang upacara atau wayang sakral, yaitu wayang sapuh leger dan wayang sudamala. Waktu penyelenggaraannya disesuaikan dengan waktu upacaya keseluruhan.

3. Wayang Madya

Jenis yang wayang kulit yang selanjutnya adalah Wayang Madya. Ini merupakan wayang kulit yang diciptakan oleh Mangkunegara IV sebagai penyambung antara cerita wayang purwa dan wayang gedog. Cerita wayang Madya merupakan peralihan cerita purwa ke cerita panji. Salah satu cerita wayang madya yang terkenal adalah Anglingdarma. 

Wayang madya menceritakan wafatnya Prabu Yudayana sampai Prabu Jayalengka naik tahta. Cerita wayang madya ditulis oleh R. Ngabehi Tandakusuma dengan judul Pakem Ringgit Madya yang terdiri dari lima jilid, yang tiap jilidnya berisi 20 puluh cerita atau lakon. 

4. Wayang Gedog

Wayang Gedog atau wayang panji adalah wayang yang memakai cerita dari serat Panji. Wayang ini mungkin telah ada sejak zaman Majapahit. Bentuknya hampir sama dengan wayang purwa. 

Dalam wayang Gedog, tokoh-tokohnya kstaria selalu memakai tekes dan rapekan. Tokoh rajanya memakai garuda mungkur dan gelung keling. Dalam cerita Panji, tidak ada tokoh raksasa dan kera. Sebagai gantinya, terdapat Prabu Klana dari Makassar yang memiliki tentara orang-orang Bugis. Wayang Gedog yang kita kenal sekarang, konon diciptakan oleh Sunan Giri pada tahun 1485 ketika beliau mewakili Raja Demak yang sedang melakukan penyerbuan ke Jawa Timur (invasi Trenggono ke Pasuruan. 

Dalam pementasannya, wayang gedog memakai gamelan berlaras pelog dan memakai Punakawan Bancak dan Doyok untuk tokoh Panji tua, Ronggotono dan Ronggotani untuk Klana, dan Sebul-Palet untuk Panji muda. Seringkali dalam wayang gedog muncul figur wayang yang aneh, seperti gunungan Sekaten, siter/kecapi, payung yang terkembang, perahu, dan lain sebagainya. 

5. Wayang Calonarang / Wayang Leyak

Wayang Calonarang atau wayang leyak merupakan salah satu jenis wayang kulit di Bali yang dianggap angker. Hal ini karena dalam pertunjukannya, banyak terdapat nilai-nilai magis dan rahasia pangiwa dan panengan. Wayang inni pada dasarnya adalah pertunjukan wayang yang mengkhususkan lakon-lakon dari cerita Calonarang. 

Pegelaran wayang kulit Calonarang melibatkan sekitar 12 orang pemain. Diantaranya adalah 1 dalang, 2 pembantu dalang, dan 9 penabuh. Diantara lakon-lakon yang biasa dibawakan dalam pementasan wayang Calonarang ini adalah Katundung Ratnamangali, Bahula Duta, dan Pangesengan Beringin.

6. Wayang Krucil

Wayang Krucil pertama kali diciptakan oleh Pangeran Pekik dari Surabaya. Wayang Krucil terbuat dari bahan kulit dan memiliki ukuran kecil. Inilah asal mula wayang kulit jenis ini disebut wayang Krucil. Dalam perkembangannya, wayang krucil menggunakan bahan kayu pipih (dua dimensi) yang kemudian dikenal sebagai wayang klithik.

Cerita yang dipakai dalam wayang Krucil umumnya mengambil dari Panji Kudalaleyan di Pajajaran hingga zaman Prabu Brawijaya di Majapahit. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa wayang Krucil juga memakai cerita wayang Purwa dan wayang Menak, bahkan dari Babad Tanah Jawi.

Itulah beberapa jenis wayang kulit yang populer di Indonesia. Untuk penjelasan lengkapnya, akan kami bahas pada artikel selanjutnya. Semoga ulasan kali ini bermanfaat bagi Anda. 

Posting Komentar untuk "Jenis-Jenis Wayang Kulit yang Populer di Indonesia"